Rabu, 21 Desember 2011

CERPEN "Cinta Bersemi di Marching Band"

Penulis: Elza Diantika
Cinta Bersemi di Marching Band
Disebuah sekolah islam ada seorang anak gadis remaja yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama, dia tinggal di asrama putri yang terpisah jauh dari asrama putra dan semua aktivitas pembelajaran terpisah. Seorang anak gadis itu bernama Amira, dia gadis yang cantik dan dikenal sebagai anak yang pintar, rajin dan pendiam. Amira anak yang aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler disekolahnya, ekstrakulikuler yang ditekuni dia adalah marching band. Di kegiatan ekskulnya dia terpilih sebagai pemimpin di marching band karena dia berpenampilan menarik dan mempunyai postur badan yang tinggi.
            Marching band yang ada disekolah anak gadis itu sering diikutsertakan dalam perlombaan diluar sekolah. Pada saat ekskul marching band akan mengikuti sebuah perlombaan yang diadakan pada tingkat kota madya, maka anggota ekskul marching band harus latihan secara intensif, termasuk Amira yang pada ekskul tersebut sebagai pemimpin. Dia harus latihan dengan sungguh-sungguh untuk mengikuti lomba tersebut. Anggota marching band terdiri dari putra dan putri. Dengan adanya lomba tersebut memungkinkan putra dan putri sering bertemu. Ada seorang putra anggota marching band yang tertarik dengan Amira. Karena intensitas pertemuan mereka berdua sering maka seorang putra dari anggota marching band tersebut semakin dekat dan lebih mengenal sosok dari Amira. Hubungan Amira dan anak putra yang bernama Galih bukan hanya sekedar pertemanan biasa.
            Suatu ketika sekolah mengadakan acara yang melibatkan beberapa anak putra termasuk didalamnya Galih, acara tersebut bertempat disekolah putri dan dilaksanakan ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran anak putri. Amira yang pada saat itu sedang mengikuti kegiatan belajar dikelas, tiba-tiba Amira meminta izin ke kamar kecil. Ternyata Amira dengan sembunyi-sembunyi menemui Galih yang sudah menunggu, karena Amira dan Galih sebelumnya sudah merencanakan untuk bertemu disuatu tempat. Lalu Amira melihat Galih yang sedang menunggu disebuah toilet putri, Amira pun menghampiri Galih. Karena mereka berdua takut ketahuan oleh orang lain , mereka masuk ke dalam toilet. Situasi didalam kelas pun mulai ribut menanyakan Amira yang belum juga kembali dari toilet. “Hey, mengapa Amira belum juga kembali dari toilet padahal dia hanya meminta izin sebentar” tanya salah satu teman Amira. “Sepertinya kita harus mengecek Amira dikamar kecil, karena takut terjadi sesuatu dengan dia” jawab teman sebangku Amira yang bernama Ani. Lalu Ani pun meminta izin ke guru yang pada saat itu sedang mengajar untuk pergi sebentar ke kamar kecil. Ketika sampai di toilet putri, Ani pun mengetuk pintu toilet yang tertutup rapat. Dengan keras Ani mengetuk pintu toilet tersebut namun tidak ada yang menjawab, padahal pintu toilet dalam keadaan terkunci. Ani semakin penasaran dan cemas, takutnya terjadi sesuatu dengan Amira. Lalu Ani memutuskan untuk memanggil Guru yang pada saat itu sedang mengajar dikelas dengan rasa khawatir Ani menghampirinya. Kemudian Ani dan guru tersebut segera pergi ke toilet untuk memastikan siapa yang berada ditoilet. Guru itu pun mengetuk pintu toilet dengan keras sambil memanggil nama Amira, namun tidak ada suara yang terdengar dari dalam toilet itu dengan rasa khawatir guru tersebut memanggil seorang staf tata usaha untuk mengecek siapa yang berada didalam toilet tersebut. Seorang staf tata usaha pun datang.
“Ada apa ini bu? siapakah yang terkunci didalam toilet ini?” tanya staf tata usaha tersebut. “Saya juga tidak tahu pak, tadi anak putri yang bernama Amira meminta izin untuk pergi sebentar ke toilet, namun sampai sekarang belum juga datang. Saya sudah mengetuk pintunya dengan keras tetapi tidak ada suara yang terdengar dari dalam kamar mandi ini” jawab guru. Kemudian dengan segera staf tata usaha tersebut mengambil air lalu disiramkan kedalam toilet dan mendobrak pintu toilet. Ternyata didalam toilet terdapat Amira sedang berdua dengan Galih, Lalu dengan diam tanpa kata dan rasa malu mereka berdua keluar dari toilet. Guru dan staf tata usaha pun sangat marah melihat perilaku Amira dan Galih. Lalu membawa mereka berdua ke ruang BP, pihak BP segera menanganinya, dan kasus ini terdengar oleh kepala sekolah. Kepala sekolah pun mengadakan diskusi terhadap kasus ini. Pihak sekolah segera menghubungi orang tua Amira dan Galih.
            Keesokan harinya orang tua dari mereka berdua datang kesekolah. Kedua orang tua dari Amira penuh dengan rasa tidak percaya dengan perilaku anaknya. Amira yang dikenal oleh teman dan orang tuanya sebagai anak yang pendiam, pintar dan sopan kini bertolak belakang sejak Amira menjalin hubungan dengan seorang putra yang bernama Galih. Nilainya menurun, dan Amira sudah berani untuk melanggar peraturan disekolahnya. Sedangkan Galih sendiri, kabur dan tidak kembali ke sekolah ketika orang tuanya datang. Orang tua Galih pun sangat marah karena perilaku anaknya yang menentang peraturan sekolah. Pihak sekolah memutuskan untuk mengeluarkan mereka berdua dari asrama dan menskorsing mereka, karena perilaku yang melanggar aturan yang ada dalam sekolah. Awalnya orang tua mereka tidak menerima karena mereka dikeluarkan dari asrama dan diskorsing untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah tetapi dengan adanya bukti mereka melanggar peraturan sekolah akhirnya orang tua dari mereka pun menerima kenyataan yang ada. Orang tua Amira yang bertempat tinggal di Bekasi dan cukup jauh dari Bogor memutuskan Amira untuk kost sampai hukuman yang diterimanya selesai dan juga Amira masih harus mengikuti perlombaan marching band. Atas perbuatannya dia sungguh  menyesali semua yang telah dilakukan. Amira merasa malu kepada semua temannya dan meminta maaf atas perbuatannya, tak kuasa Amira pun meneteskan air mata ketika dia ingat kepada orang tuanya yang sangat marah kepada dia.