Sabtu, 26 Januari 2013

“Ice Cream Membangkitkan Semangat”


Saat ku buka jendela kamarku, ku lihat mentari pagi mulai menampakkan sinarnya dari ufuk Timur, kicauan burung yang merdu membawa damainya suasana pagi. Tak lepas aku mengucap syukur kepada sang Pencipta karena telah memberi penginderaan yang begitu sempurna sehingga aku bisa melihat terbitnya mentari pagi, mendengar kicauan burung yang merdu, merasakan kepekaan sentuhan, mencium harumnya bunga, dan merasakan berbagai macam rasa. Aku pun tergumam dalam hati “begitu indah suasana pagi ini, dan semoga hari-hari yang aku lewati menjadi hari yang selalu indah seperti indahnya suasana pagi ini”. Kemudian aku pun memulai aktivitas rutin sebagai seseorang yang sedang merajut impian dengan penuh harapan yang selalu mewarnai setiap impianku.
            Dengan sepotong roti dan susu cukup memberikan energi untuk memulai aktivitas hari ini. Lalu aku pamit kepada orang yang menjadi semangat dalam hidupku, mulailah aku melangkahkan kaki menuju sekolah. Sesampainya disekolah aku pun bertemu dengan teman-teman dan kami pun saling bertegur sapa, tak lama bel pun berbunyi menandai masuk lalu dimulailah kegiatan belajar mengajar dikelas. Disaat hari-hari terakhir seperti ini kami terlihat sibuk dengan kegiatan belajar dan latihan-latihan soal ujian nasional, begitu semangatnya kami belajar dan tak lepas semangat dari para guru yang selalu mendidik dan mengajarkan kami hingga sampailah digerbang akhir untuk menghantarkan kami semua menuju tahap selanjutnya yaitu meneruskan untuk merajut impian kami semua.
Hingga akhirnya perjuangan kami selama 3 tahun dipertaruhkan selama beberapa hari untuk melewati tahap yaitu Ujian Nasional. Setelah melewati tahap tersebut, hari-hari aku pun dilalui dengan harap-harap cemas yaitu menanti dua pengumuman yang sangat bermakna. Dan tibalah waktunya aku menunggu pak pos yang akan menghantarkan sebuah pengumuman kelulusan.
“Assalammualaikum....” terdengar seseorang datang.
Aku pun bergegas lari menuju pintu depan. “Walaikumsallam...”jawab aku.
Dan ketika aku membuka pintu, ternyata kehadiran pak pos yang membawa surat pengumuman kelulusan. Aku pun semakin cemas dengan isi pengumuman tersebut. “Ini ada surat yang ditujukan kepada Elza Diantika” kata pak pos.
“Oh, iya pak terimakasih” jawab aku.
Aku pun bergegas untuk membukanya dengan hati yang penuh dengan kecemasan. Setelah aku membacanya ternyata aku dinyatakan lulus. Aku pun memberitahukan kabar gembira ini dengan keluarga. Mereka memberikan ucapan selamat kepada aku. Namun hatiku tetap saja cemas karena aku menunggu satu pengumuman lagi yaitu keterima atau tidaknya aku di Perguruan Tinggi Negeri yang merupakan pilihan aku dan harapan terbesar dari orang tuaku selama ini. Dan beberapa hari kemudian tibalah saatnya pengumuman tersebut datang, pengumuman tersebut di umumkan secara online melalui internet. Dengan hati yang begitu harap-harap cemas aku mencoba membuka pengumuman tersebut. Dan ternyata aku dinyatakan tidak diterima di PTN tersebut, aku pun tak kuasa untuk menahan air mata yang sudah tak bisa terbendung lagi dan aku pun meneteskan air mata betapa hancurnya hatiku ketika membaca pengumuman tersebut. Rasanya sudah pupuslah harapan aku dan terutama harapan orangtuaku selama ini. Aku pun mencoba memberitahukannya kepada orang tuaku ketika mereka mendengar, mereka sedikit kecewa dan aku pun tidak enak hati karena telah menghancurkan harapan orang tuaku.
            Aku pun mengutarakan kesedihan itu kepada seorang sahabat yang jauh disana, melalui jejaring sosial yaitu facebook. Aku mengutarakan kesedihan pada saat itu lewat chatting, dan sahabatku ikut merasakan kesedihan yang aku rasakan.
“I’m so sad to hear that and now change your feeling^^”
“Keep on spirit my best friend
“Thank you very much” jawab aku.
Dan dia pun memberikan semangat. Lalu dia menyarankan aku untuk memakan ice cream yang pada dasarnya dia mengetahui bahwa aku sangat menyukai ice cream, apabila pikiranku sedang penat biasanya aku melampiaskannya dengan memakan ice cream karena menurutku ice cream dapat memberikan sensasi segar yang dapat menghilangkan kepenatan pikiran. Kemudian aku pun memilih ice cream kesukaan ku tetapi aku tidak langsung memakannya, aku meletakkannya digelas dan aku pun berfikir tergumam dalam hati mataku pun melirik ke arah gelas yang berisi ice cream dan aku menganalogikannya dengan ice cream tersebut.
“Jika ice cream itu tidak segera aku makan maka akan meleleh dan kurang enak jika dimakan” begitu pun dengan sebuah kesempatan akan hilang jika kita tidak memanfaatkan sebuah kesempatan yang sebenarnya masih ada untuk kita merajut impian bahwa kesempatan akan datang jika kita mau berusaha dan tidak lupa untuk berdoa.
            “Aku tak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan” aku berbicara dalam hati. Dan semangat baru pun muncul mengiringi langkah kecilku yang terus mencoba berbagai kesempatan yang ada. Walaupun pada akhirnya aku diterima di salah satu universitas yang merupakan pilihan keduaku, tetapi aku selalu berfikir positif dan begitu bersyukur dengan apa yang telah aku dapatkan sekarang. Mungkin suatu hari nanti aku bisa menggapai impian ku yang selama ini aku rajut.