Saat ku buka jendela kamarku, ku lihat mentari pagi mulai
menampakkan sinarnya dari ufuk Timur, kicauan burung yang merdu membawa
damainya suasana pagi. Tak lepas aku mengucap syukur kepada sang Pencipta
karena telah memberi penginderaan yang begitu sempurna sehingga aku bisa
melihat terbitnya mentari pagi, mendengar kicauan burung yang merdu, merasakan
kepekaan sentuhan, mencium harumnya bunga, dan merasakan berbagai macam rasa. Aku
pun tergumam dalam hati “begitu indah suasana pagi ini, dan semoga hari-hari
yang aku lewati menjadi hari yang selalu indah seperti indahnya suasana pagi
ini”. Kemudian aku pun memulai aktivitas rutin sebagai seseorang yang sedang
merajut impian dengan penuh harapan yang selalu mewarnai setiap impianku.
Dengan sepotong
roti dan susu cukup memberikan energi untuk memulai aktivitas hari ini. Lalu
aku pamit kepada orang yang menjadi semangat dalam hidupku, mulailah aku
melangkahkan kaki menuju sekolah. Sesampainya disekolah aku pun bertemu dengan
teman-teman dan kami pun saling bertegur sapa, tak lama bel pun berbunyi
menandai masuk lalu dimulailah kegiatan belajar mengajar dikelas. Disaat
hari-hari terakhir seperti ini kami terlihat sibuk dengan kegiatan belajar dan
latihan-latihan soal ujian nasional, begitu semangatnya kami belajar dan tak
lepas semangat dari para guru yang selalu mendidik dan mengajarkan kami hingga
sampailah digerbang akhir untuk menghantarkan kami semua menuju tahap
selanjutnya yaitu meneruskan untuk merajut impian kami semua.
Hingga akhirnya perjuangan kami
selama 3 tahun dipertaruhkan selama beberapa hari untuk melewati tahap yaitu
Ujian Nasional. Setelah melewati tahap tersebut, hari-hari aku pun dilalui
dengan harap-harap cemas yaitu menanti dua pengumuman yang sangat bermakna. Dan
tibalah waktunya aku menunggu pak pos yang akan menghantarkan sebuah pengumuman
kelulusan.
“Assalammualaikum....” terdengar seseorang datang.
Aku pun bergegas lari menuju pintu depan.
“Walaikumsallam...”jawab aku.
Dan ketika aku membuka pintu, ternyata kehadiran pak pos yang
membawa surat pengumuman kelulusan. Aku pun semakin cemas dengan isi pengumuman
tersebut. “Ini ada surat yang ditujukan kepada Elza Diantika” kata pak pos.
“Oh, iya pak terimakasih” jawab aku.
Aku pun bergegas untuk membukanya dengan hati yang penuh dengan
kecemasan. Setelah aku membacanya ternyata aku dinyatakan lulus. Aku pun
memberitahukan kabar gembira ini dengan keluarga. Mereka memberikan ucapan
selamat kepada aku. Namun hatiku tetap saja cemas karena aku menunggu satu
pengumuman lagi yaitu keterima atau tidaknya aku di Perguruan Tinggi Negeri
yang merupakan pilihan aku dan harapan terbesar dari orang tuaku selama ini.
Dan beberapa hari kemudian tibalah saatnya pengumuman tersebut datang,
pengumuman tersebut di umumkan secara online melalui internet. Dengan hati yang
begitu harap-harap cemas aku mencoba membuka pengumuman tersebut. Dan ternyata
aku dinyatakan tidak diterima di PTN tersebut, aku pun tak kuasa untuk menahan
air mata yang sudah tak bisa terbendung lagi dan aku pun meneteskan air mata
betapa hancurnya hatiku ketika membaca pengumuman tersebut. Rasanya sudah
pupuslah harapan aku dan terutama harapan orangtuaku selama ini. Aku pun
mencoba memberitahukannya kepada orang tuaku ketika mereka mendengar, mereka
sedikit kecewa dan aku pun tidak enak hati karena telah menghancurkan harapan
orang tuaku.
Aku pun
mengutarakan kesedihan itu kepada seorang sahabat yang jauh disana, melalui
jejaring sosial yaitu facebook. Aku mengutarakan kesedihan pada saat itu lewat
chatting, dan sahabatku ikut merasakan kesedihan yang aku rasakan.
“I’m so sad to hear that and now change your feeling^^”
“Keep on spirit my best friend”
“Thank you very much” jawab aku.
Dan dia pun memberikan semangat. Lalu dia menyarankan aku untuk
memakan ice cream yang pada dasarnya dia mengetahui bahwa aku sangat menyukai
ice cream, apabila pikiranku sedang penat biasanya aku melampiaskannya dengan
memakan ice cream karena menurutku ice cream dapat memberikan sensasi segar
yang dapat menghilangkan kepenatan pikiran. Kemudian aku pun memilih ice cream kesukaan
ku tetapi aku tidak langsung memakannya, aku meletakkannya digelas dan aku pun
berfikir tergumam dalam hati mataku pun melirik ke arah gelas yang berisi ice
cream dan aku menganalogikannya dengan ice cream tersebut.
“Jika ice cream itu tidak segera aku makan maka akan meleleh dan
kurang enak jika dimakan” begitu pun dengan sebuah kesempatan akan hilang jika
kita tidak memanfaatkan sebuah kesempatan yang sebenarnya masih ada untuk kita
merajut impian bahwa kesempatan akan datang jika kita mau berusaha dan tidak
lupa untuk berdoa.
“Aku tak boleh
terlalu lama larut dalam kesedihan” aku berbicara dalam hati. Dan semangat baru
pun muncul mengiringi langkah kecilku yang terus mencoba berbagai kesempatan
yang ada. Walaupun pada akhirnya aku diterima di salah satu universitas yang
merupakan pilihan keduaku, tetapi aku selalu berfikir positif dan begitu
bersyukur dengan apa yang telah aku dapatkan sekarang. Mungkin suatu hari nanti
aku bisa menggapai impian ku yang selama ini aku rajut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar