Penyesuaian
Diri dan Pertumbuhan
A. Menjelaskan
Konsep Penyesuaian Diri
Alexander Schneiders, seorang pengarang yang ternama, menulis:
“Kepribadian adalah kunci untuk menyesuaikan diri dan kesehatan mental.
Kepribadian sehat, yang berkembang dan terintegrasi dengan baik merupakan
jaminan untuk penyesuaian diri yang efektif” (Schneiders, 1965:60).
Penyesuaian diri dan kesehatan mental selalu dipengaruhi oleh
macamnya kepribadian yang dimiliki individu. Jadi, cara individu mengenai
masalah-masalahnya ditentukan oleh kepribadiannya. Ia dianggap dapat
menyesuaikan diri jika dapat memecahkan masalah-masalahnya secara normal, dan
sebaliknya dianggap tidak dapat menyesuaikan diri jika ia bereaksi terhadap
tekanan-tekanan dari kehidupan sehari-hari dengan suatu simton khusus.
(Sumber: Semiun, Yustinus.2006.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta: Kanisius)
Pengertian penyesuaian diri adalah
proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut
Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk
mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan
mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur,
2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu
dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu.
Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan
mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat
individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
Menurut
Schneiders (1964), pengertian
penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
- Penyesuaian sebagai adaptasi. Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
- Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas. Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
- Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Penyesuaian diri dipandang sebagai kemampuan untuk merencakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi, dengan kata lain penyesuaian diri diartikan sebagai kemampuan penguasaan dalam mengembangkan diri sehingga dorongan emosi dan kebiasaan menjadi terkendali dan terarah.
Berdasarkan tiga sudut pandang tentang
penyesuaian diri yang disebut diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri
dapat diartikan sebagai suatu proses yang mencakup suatu respon-respon mental
dan perilaku yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik serta untuk
menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu
dengan tuntutan dari dunia luar atau lingkungan tempat individu berada (Ali
& Asrori, 2004).
B. Pertumbuhan
Personal
Manusia mengalami yang namanya proses tumbuh dan
berkembang. Semenjak lahir sampai tua, kita mengalami pertumbuhan. Sebagai
manusia yang normal dan sehat, akan mengalami proses pertumbuhan yang normal
pula.
Pertumbuhan sendiri adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal.
Setiap individu mengalami pertumbuhan yang
berbeda-beda. Sehingga mempengaruhi seseorang dalam proses menyesuaikan diri.
- Penekanan
Pertumbuhan Diri
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.
Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
- Variasi
Dalam Pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan
penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan yang menyebabkan tidak
berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat
dalam dirinya atau diluar dirinya.
- Kondisi
- Kondisi Untuk Bertumbuh
Struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi
tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot
merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian
menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat
menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.
Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi
tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan
penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas
penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi
kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit
jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian
dirinya.
Jadi jika kondisi-kondisi tubuh itu berfungsi dengan
baik, maka proses pertumbuhannya pun akan berjalan dengan baik.