MAKALAH2 ILMU ALAMIAH DASAR
PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA ORGANIK PADA
TANAMAN
Dosen: Ibu Hotniar Siringoringo
OLEH :
ELZA DIANTIKA
18511147
1PA05
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................................2
1.3
Tujuan......................................................................................................................2
1.4
Sasaran.....................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian
pupuk organik........................................................................................3
2.2 Jenis-jenis
pupuk
organik........................................................................................3
2.3 Macam-macam
pestisida alami................................................................................5
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................7
3.1
Kesimpulan..............................................................................................................7
3.2
Saran........................................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................8
i
ABSTRAK
Serangan hama dan penyakit
merupakan salah satu kendala utama dalam produksi tanaman budidaya.
Kerugian akibat serangan hama dan penyakit tanaman cukup besar,
bahkan seringkali mengakibatkan kegagalan panen. Petani atau pekebun umumnya
menggunakan pestisida kimia sintesis untuk mengendalikan hama dan
penyakit tersebut, karena cara kerjanya yang cepat dan mampu mematikan
hama dan penyakit tersebut. Dan biasanya petani juga menggunakan pupuk berbahan
dasar kimia agar lebih mempercepat panen dan akan menghasilkan jumlah yang
banyak. Akan tetapi, dibalik keampuhan tersebut terdapat bahaya besar
yang mengancam kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan. Saat ini
makin banyak orang yang ingin berumur panjang dan hidup sehat, sehingga
mereka selalu ingin mengkonsumsi makanan sehat yang bebas dari
kontaminasi bahan kimia maupun mikroorganisme yang berbahaya bagi
kesehatan. Oleh karena itu, harus dicari alternatif pengendalian hama dan
penyakit tanaman yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, salah satunya
adalah dengan menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai pestisida botani
dan memakai pupuk organik. Pemakaian bahan-bahan organik sebagai pembasmi hama
dan membuat tanaman lebih subur merupakan hal yang baik bagi kesehatan manusia
dan kelestarian lingkungan, karena memakai sesuatu yang bersifat alami tentu
jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia yang tidak aman
bagi kesehatan dan tidak ramah terhadap lingkungan. Namun, pemakaian pupuk dan
pestisida organik belum sepenuhnya dilakukan oleh para petani karena
membutuhkan waktu yang lama dan perawatannya pun cukup rumit dibanding dengan
menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan
memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup, terutama
tumbuhan pangan. Tumbuhan sebagai
produsen atau penghasil makanan dalam sebuah rantai makanan, kemudian hewan dan
manusia. Semuanya saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Apabila salah satu punah maka akan mempengaruhi yang lainnya. Makhluk hidup
membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menghasilkan tenaga dan
pertumbuhan demi kelangsungan hidupnya. Berbagai vitamin yang terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Namun seiring
berkembangnya ilmu kimia di bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman yang
subur dan dalam jangka waktu yang cepat maka para petani menggunakan cara yang
instan yaitu dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia pada tanaman
pangan, dengan menggunakan bahan tersebut maka tumbuhan akan tumbuh subur
dengan cepat dan terhindar dari berbagai hama yang bisa merusak daun bahkan
akan membuat mati tanaman. Maka apabila tumbuhan seperti sayuran dan
buah-buahan akan dikonsumsi sebaiknya di cuci menggunakan air yang bersih agar
pestisida yang masih menempel pada daun dan kulit luar buah hilang sehingga
aman untuk dikonsumsi.
Dengan munculnya berbagai penyakit
maka kini masyarakat memilih hidup sehat dan mengatur pola makan dan memakan
makanan yang bebas dari pestisida dan pupuk kimia. Tumbuhan yang tidak
menggunakan bahan kimia sebagai pupuk dan pestisida disebut tumbuhan organik.
Terdapat perbedaan antara tumbuhan organik dan tumbuhan yang memakai unsur
kimia. Tumbuhan organik lebih rentan terhadap hama yang bisa merusak daun
sehingga daun akan berlubang karena dimakan oleh ulat. Maka untuk mengatasinya
para petani kini menggunakan bahan alami sebagai pupuk untuk tanaman.
1
1.2 Rumusan Masalah
Pupuk dan pestisida organik dapat
diperoleh dari lingkungan sekitar kita dengan memanfaatkan bahan-bahan alami
yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Tanaman yang menggunakan pupuk
organik lebih sehat dibandingkan tanaman yang menggunakan bahan kimia. Maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pupuk dan
pestisida organik, bahan apa saja untuk membuatnya dan bagaimana cara
menggunakannya pada tanaman.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan
makalah ini agar pembaca lebih mengetahui jenis-jenis pupuk dan pestisida
organik, bahan apa saja untuk membuatnya dan bagaimana cara menggunakannya pada
tanaman.
1.4 Sasaran
Sasaran yang
ingin dicapai mencakup masyarakat luas agar masyarakat lebih mengetahui
keunggulan tanaman yang memakai pupuk dan pestisida organik. Serta manfaat dari
pemakaian pupuk organik bagi lingkungan sekitar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari
materi makhluk
hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa
panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
2.2 Jenis-Jenis Pupuk Organik
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah
hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang
padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di
antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Pupuk kandang terdiri dari dua
bagian, yaitu :
- Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau.
- Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.
3
2. Humus
Humus adalah material organik yang berasal
dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan
ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya
mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran,
sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan
sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga
struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam
tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air
tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan
tanah, menaikan aerasi tanah,
dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik.
Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari
kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan
kompos.
3.
Kompos
Kompos merupakan
sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di
antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa kegunaan kompos
adalah:
- Memperbaiki struktur tanah.
- Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
- Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
- Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
- Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos
digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak
digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).
4
2.3 Macam-macam Pestisida Alami
1. Cengkeh sebagai bahan pestisida alami
Cengkeh merupakan salah satu
tanaman rempah yang dihasilkan petani Indonesia dan sudah sangat terkenal
sejak dahulu. Bunga cengkeh merupakan salah satu produk tanaman cengkeh
yang digunakan sebagai bahan baku industri rokok kretek. Selain
bunganya, ternyata gagang dan daun cengkeh diketahui dapat menghambat
pertumbuhan dan mematikan beberapa jenis jamur patogen yang menjadi
penyakit pun cengkeh ada tanaman budidaya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa uji efikasi bunga, gagang dan terhadap bakteri nematoda pada
beberapa tanaman pangan dan perkebunan di laboratorium sangat memuaskan.
Di samping bentuk produk tersebut, ternyata minyak cengkeh limbah
penyulingannya juga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan
patogen tanaman. Mekanisme reaksi produk cengkeh dapat secara langsung
dan tidak langsung. Secara tidak langsung karena adanya senyawa yang
mudah menguap yaitu minyak atsiri yang dihasilkan.
Formulasi yang dikembangkan ada dua macam,
yaitu: (1) formula berbentuk emulsion concentrate (EC) dengan bahan baku
minyak cengkeh dengan panambahan bahan pelarut, bahan pengemulsi dan
bahan pembasah yang berasal dari tanaman, dan (2) formula tepung/wettable
powder (WP) dengan bahan baku minyak cengkeh, pelarut dan bahan
pembawa yang berasal dari mineral alam.
Hasil uji coba formula tersebut cukup efektif
untuk menekan pertumbuhan beberapa jenis jamur patogen pada tanamn lada,
tomat, panili dan kentang serta bakteri patogen pada tanaman jahe. Dosis
yang digunakan berkisar antar 0,1-0,6%. Formula tersebut tidak
beracun/toksik terhadap organisme berdarah dingin pada dosis 6% dan
organisme berdarah panas pada dosis 10%. Residu senyawa cengkeh tidak
terdeteksi pada produk yang telah dipanen. Formula tersebut tetap efektif
walaupun telah disimpan selama 3-5 tahun asal belum dibuka penutup
botolnya.
2. Semprotan Daun Tembakau
Semprotan tembakau sebaiknya digunakan
sebagai alternatif terakhir. Gunakan pelindung yang baik dan lindungi tangan
dan wajah Anda ketika membuat dan menggunakan semprotan tembakau. Daun tersebut
sangat beracun dan dapat membunuh serangga yang berguna juga. Semprotan daun
tembakau dapat digunakan untuk sebagian besar hama serangga. Caranya, rendam 1
kg (1 tas plastik) tumbukan daun tembakau dalam 15 liter air selama 1 hari 1
malam. Tambahkan 2 sendok besar cairan sabun atau sabun batangan dan aduklah
dengan baik. Saringlah dan gunakan sebagai semprotan. Bisa juga dengan
mengeringkan daun dan menumbuknya hingga menjadi bubuk. Bubuk ini bisa
digunakan untuk aphid, keong, siput, ulat bulu, dan virus daun keriting. Jangan
gunakan bahan ini pada tanaman tomat, kentang, terong, lombok, atau bunga
mawar. Semut menyebabkan masalah melalui penggalian mereka dan pemindahan
benih-benih. Mereka sama sekali tidak pernah bisa dihilangkan, tapi efek-efek mereka
dapat dikurangi.
5
3. Semprotan Nimba
Tanaman ini dapat dipakai
untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif. Nimba dapat dipakai
pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk. Terkadang memerlukan waktu
beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga,
nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut. Nimba
merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia
dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan,
khususnya predator hama. Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan
produksi ulat yang berguna! Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat,
ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis
serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.
Cara menggunakan nimba:
1. Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam
kantong kain. Masukkan kantong kain ini ke dalam ember berisi air selama
semalam. Gunakan 500 gr biji nimba untuk setiap 10 liter air. Gunakan sebagai
semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang hama.
4.
Semprotan daun tomat
Daun tomat merupakan insektisida
alami dan fungisida ringan, dapat digunakan untuk semut, cacing, ulat bulu,
telur serangga, belalang, nematoda, jamur dan bakteri pembusuk. Cara membuatnya
: masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit. Tambahkan 2
genggam potongan daun, batang dan buahnya dan 2 liter air. Aduk bahan-bahan
tersebut lalu biarkan selama 6 jam. Saring kemudian semprotkan pada tanaman.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pupuk dan
pestisida organik sangat bermanfaat bagi tanaman, khususnya tanaman pangan. Tanaman
akan tumbuh subur sehingga menghasilkan tanaman yang bebas dari unsur kimia
yang tidak ramah terhadap lingkungan dan terhindar dari serangan hama yang
dapat merusak, selain bahan-bahan untuk membuat pupuk dan pestisida organik
cukup mudah didapat dilingkungan sekitar, cara menggunakannya pun mudah pada
tanaman. Dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik maka akan mengurangi
pencemaran lingkungan yang dapat merusak tanah dan dapat meningkatkan
produktivitas pertanian dari segi kualitas dan kuantitas. Cara kerja pestisida
organik tidak secepat pestisida berbahan kimia yang dapat mencegah hama dalam
waktu singkat, dan terkadang masih terdapat lubang pada daun tanaman.
Penggunaan pupuk dan pestisida organik lebih aman bagi kesehatan dibandingkan
dengan pupuk berbahan kimia yang tidak ramah terhadap lingkungan sekitar, namun
masih belum sepenuhnya diterapkan pada pertanian karena permintaan pasar yang
begitu cepat dan masyarakat hanya mementingkan penampilan fisik pada sayuran
dan buah-buahan maka para petani lebih memilih dengan cara yang lebih singkat
dan menghasilkan jumlah yang banyak dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang
berbahan kimia. Maka cara yang lebih mudah untuk terbebas dari sisa pestisida
yang masih menempel didaun dan kulit luar buah-buahkan dengan mencucinya dengan
menggunakan air bersih. Kini ada juga masyarakat modern yang bergaya hidup
sehat dengan mengkonsumsi makan makanan organik, biasanya makan makanan organik
masih cukup mahal dan hanya tersedia ditempat tertentu saja.
3.2 Saran
Makan makanan
organik biasanya masih cukup mahal dan hanya tersedia di tempat tertentu saja
karena sebanding dengan biaya produksinya mahal dan perawatannya pun cukup
sulit namun makanan organik itu lebih sehat. Mengingat bahwa kesehatan itu
penting maka disarankan memakan makanan yang organik yang lebih sehat, namun pertanian
organik belum sepenuhnya dilakukan karena biaya produksi cukup mahal dan
memakan waktu yang lama.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik
m