Senin, 16 Juli 2012

Tugas Softskill

MAKALAH2 ILMU ALAMIAH DASAR



PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA ORGANIK PADA TANAMAN

Dosen: Ibu Hotniar Siringoringo



OLEH :
ELZA DIANTIKA
18511147
1PA05


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012






DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Sasaran.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
2.1 Pengertian pupuk organik........................................................................................3
2.2 Jenis-jenis pupuk organik........................................................................................3
2.3 Macam-macam pestisida alami................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................7
3.2 Saran........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................8










i
ABSTRAK

Serangan hama dan penyakit  merupakan salah satu kendala utama dalam produksi tanaman budidaya. Kerugian  akibat serangan hama  dan penyakit tanaman cukup besar, bahkan seringkali mengakibatkan kegagalan  panen. Petani atau pekebun umumnya menggunakan pestisida kimia sintesis untuk  mengendalikan hama dan penyakit tersebut, karena  cara kerjanya yang cepat dan mampu mematikan hama dan penyakit tersebut. Dan biasanya petani juga menggunakan pupuk berbahan dasar kimia agar lebih mempercepat panen dan akan menghasilkan jumlah yang banyak. Akan tetapi,  dibalik keampuhan tersebut terdapat bahaya besar yang mengancam kesehatan  manusia dan kelestarian lingkungan. Saat ini makin  banyak orang yang ingin berumur panjang dan hidup sehat, sehingga mereka selalu  ingin mengkonsumsi makanan sehat yang bebas dari kontaminasi bahan kimia maupun  mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, harus dicari  alternatif pengendalian hama dan penyakit tanaman yang aman bagi kesehatan dan  lingkungan, salah satunya adalah dengan menggunakan tanaman yang berfungsi  sebagai pestisida botani dan memakai pupuk organik. Pemakaian bahan-bahan organik sebagai pembasmi hama dan membuat tanaman lebih subur merupakan hal yang baik bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan, karena memakai sesuatu yang bersifat alami tentu jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan bahan kimia yang tidak aman bagi kesehatan dan tidak ramah terhadap lingkungan. Namun, pemakaian pupuk dan pestisida organik belum sepenuhnya dilakukan oleh para petani karena membutuhkan waktu yang lama dan perawatannya pun cukup rumit dibanding dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia.











ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting untuk menunjang kehidupan makhluk hidup, terutama tumbuhan  pangan. Tumbuhan sebagai produsen atau penghasil makanan dalam sebuah rantai makanan, kemudian hewan dan manusia. Semuanya saling berkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain. Apabila salah satu punah maka akan mempengaruhi yang lainnya. Makhluk hidup membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk menghasilkan tenaga dan pertumbuhan demi kelangsungan hidupnya. Berbagai vitamin yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Namun seiring berkembangnya ilmu kimia di bidang pertanian untuk menghasilkan tanaman yang subur dan dalam jangka waktu yang cepat maka para petani menggunakan cara yang instan yaitu dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia pada tanaman pangan, dengan menggunakan bahan tersebut maka tumbuhan akan tumbuh subur dengan cepat dan terhindar dari berbagai hama yang bisa merusak daun bahkan akan membuat mati tanaman. Maka apabila tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan akan dikonsumsi sebaiknya di cuci menggunakan air yang bersih agar pestisida yang masih menempel pada daun dan kulit luar buah hilang sehingga aman untuk dikonsumsi. 
            Dengan munculnya berbagai penyakit maka kini masyarakat memilih hidup sehat dan mengatur pola makan dan memakan makanan yang bebas dari pestisida dan pupuk kimia. Tumbuhan yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai pupuk dan pestisida disebut tumbuhan organik. Terdapat perbedaan antara tumbuhan organik dan tumbuhan yang memakai unsur kimia. Tumbuhan organik lebih rentan terhadap hama yang bisa merusak daun sehingga daun akan berlubang karena dimakan oleh ulat. Maka untuk mengatasinya para petani kini menggunakan bahan alami sebagai pupuk untuk tanaman.








1
1.2 Rumusan Masalah
            Pupuk dan pestisida organik dapat diperoleh dari lingkungan sekitar kita dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik. Tanaman yang menggunakan pupuk organik lebih sehat dibandingkan tanaman yang menggunakan bahan kimia. Maka rumusan masalah dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis pupuk dan pestisida organik, bahan apa saja untuk membuatnya dan bagaimana cara menggunakannya pada tanaman.
1.3 Tujuan
            Tujuan penulisan makalah ini agar pembaca lebih mengetahui jenis-jenis pupuk dan pestisida organik, bahan apa saja untuk membuatnya dan bagaimana cara menggunakannya pada tanaman.
1.4 Sasaran
            Sasaran yang ingin dicapai mencakup masyarakat luas agar masyarakat lebih mengetahui keunggulan tanaman yang memakai pupuk dan pestisida organik. Serta manfaat dari pemakaian pupuk organik bagi lingkungan sekitar.
           














2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pupuk Organik
            Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
2.2 Jenis-Jenis Pupuk Organik
1. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu :
  1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau.
  2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi.

3
2. Humus
            Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos.
 3. Kompos
            Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa kegunaan kompos adalah:
  1. Memperbaiki struktur tanah.
  2. Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
  3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
  4. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah.
  5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c).

           
           

4
2.3 Macam-macam Pestisida Alami
1. Cengkeh  sebagai bahan pestisida alami
Cengkeh merupakan salah  satu tanaman rempah yang dihasilkan petani Indonesia dan sudah sangat terkenal  sejak dahulu. Bunga cengkeh merupakan salah satu produk tanaman cengkeh yang  digunakan sebagai bahan baku industri rokok kretek.  Selain bunganya, ternyata gagang dan daun  cengkeh diketahui dapat menghambat pertumbuhan dan mematikan beberapa jenis  jamur patogen yang menjadi penyakit pun cengkeh ada tanaman budidaya. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa uji efikasi bunga, gagang dan terhadap bakteri  nematoda pada beberapa tanaman pangan dan perkebunan di laboratorium sangat  memuaskan. Di samping bentuk produk tersebut, ternyata minyak cengkeh limbah  penyulingannya juga dapat digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan patogen  tanaman. Mekanisme reaksi produk cengkeh dapat secara langsung dan tidak  langsung. Secara tidak langsung karena adanya senyawa yang mudah menguap yaitu  minyak atsiri yang dihasilkan.
Formulasi yang  dikembangkan ada dua macam, yaitu: (1) formula berbentuk emulsion concentrate (EC) dengan bahan baku minyak cengkeh dengan  panambahan bahan pelarut, bahan pengemulsi dan bahan pembasah yang berasal dari  tanaman, dan (2) formula tepung/wettable  powder (WP) dengan bahan baku minyak cengkeh, pelarut dan bahan pembawa  yang berasal dari mineral alam.
Hasil uji coba formula  tersebut cukup efektif untuk menekan pertumbuhan beberapa jenis jamur patogen  pada tanamn lada, tomat, panili dan kentang serta bakteri patogen pada tanaman  jahe. Dosis yang digunakan berkisar antar 0,1-0,6%. Formula tersebut tidak  beracun/toksik terhadap organisme berdarah dingin pada dosis 6% dan organisme  berdarah panas pada dosis 10%. Residu senyawa cengkeh tidak terdeteksi pada  produk yang telah dipanen. Formula tersebut tetap efektif walaupun telah disimpan  selama 3-5 tahun asal belum dibuka penutup botolnya.
2. Semprotan Daun Tembakau
Semprotan tembakau sebaiknya digunakan sebagai alternatif terakhir. Gunakan pelindung yang baik dan lindungi tangan dan wajah Anda ketika membuat dan menggunakan semprotan tembakau. Daun tersebut sangat beracun dan dapat membunuh serangga yang berguna juga. Semprotan daun tembakau dapat digunakan untuk sebagian besar hama serangga. Caranya, rendam 1 kg (1 tas plastik) tumbukan daun tembakau dalam 15 liter air selama 1 hari 1 malam. Tambahkan 2 sendok besar cairan sabun atau sabun batangan dan aduklah dengan baik. Saringlah dan gunakan sebagai semprotan. Bisa juga dengan mengeringkan daun dan menumbuknya hingga menjadi bubuk. Bubuk ini bisa digunakan untuk aphid, keong, siput, ulat bulu, dan virus daun keriting. Jangan gunakan bahan ini pada tanaman tomat, kentang, terong, lombok, atau bunga mawar. Semut menyebabkan masalah melalui penggalian mereka dan pemindahan benih-benih. Mereka sama sekali tidak pernah bisa dihilangkan, tapi efek-efek mereka dapat dikurangi.
5
3. Semprotan Nimba
Tanaman ini dapat dipakai untuk semprotan insektisida alami yang aman dan efektif. Nimba dapat dipakai pada hampir semua serangga, termasuk nyamuk. Terkadang memerlukan waktu beberapa minggu untuk menunggu efeknya karena untuk beberapa jenis serangga, nimba bekerja dengan memutus daur perkembangbiakan serangga tersebut. Nimba merupakan salah satu tanaman terbaik untuk digunakan karena aman bagi manusia dan tidak menimbulkan banyak masalah bagi serangga yang menguntungkan, khususnya predator hama. Dalam kondisi tertentu bahkan bisa meningkatkan produksi ulat yang berguna! Keong/siput, nematode, lebah penyengat, ulat, ngengat, penggerek daun, lalat, nyamuk, dan belalang adalah beberapa jenis serangga yang dapat dikendalikan dengan nimba.
Cara menggunakan nimba:
1. Tumbuklah biji nimba dan masukkan ke dalam kantong kain. Masukkan kantong kain ini ke dalam ember berisi air selama semalam. Gunakan 500 gr biji nimba untuk setiap 10 liter air. Gunakan sebagai semprotan pada serangga hama dan tanaman yang terserang hama.
4. Semprotan daun tomat
            Daun tomat merupakan insektisida alami dan fungisida ringan, dapat digunakan untuk semut, cacing, ulat bulu, telur serangga, belalang, nematoda, jamur dan bakteri pembusuk. Cara membuatnya : masaklah 1 kg daun tomat dalam 2 liter air selama 30 menit. Tambahkan 2 genggam potongan daun, batang dan buahnya dan 2 liter air. Aduk bahan-bahan tersebut lalu biarkan selama 6 jam. Saring kemudian semprotkan pada tanaman.









6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Pupuk dan pestisida organik sangat bermanfaat bagi tanaman, khususnya tanaman pangan. Tanaman akan tumbuh subur sehingga menghasilkan tanaman yang bebas dari unsur kimia yang tidak ramah terhadap lingkungan dan terhindar dari serangan hama yang dapat merusak, selain bahan-bahan untuk membuat pupuk dan pestisida organik cukup mudah didapat dilingkungan sekitar, cara menggunakannya pun mudah pada tanaman. Dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik maka akan mengurangi pencemaran lingkungan yang dapat merusak tanah dan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dari segi kualitas dan kuantitas. Cara kerja pestisida organik tidak secepat pestisida berbahan kimia yang dapat mencegah hama dalam waktu singkat, dan terkadang masih terdapat lubang pada daun tanaman. Penggunaan pupuk dan pestisida organik lebih aman bagi kesehatan dibandingkan dengan pupuk berbahan kimia yang tidak ramah terhadap lingkungan sekitar, namun masih belum sepenuhnya diterapkan pada pertanian karena permintaan pasar yang begitu cepat dan masyarakat hanya mementingkan penampilan fisik pada sayuran dan buah-buahan maka para petani lebih memilih dengan cara yang lebih singkat dan menghasilkan jumlah yang banyak dengan menggunakan pupuk dan pestisida yang berbahan kimia. Maka cara yang lebih mudah untuk terbebas dari sisa pestisida yang masih menempel didaun dan kulit luar buah-buahkan dengan mencucinya dengan menggunakan air bersih. Kini ada juga masyarakat modern yang bergaya hidup sehat dengan mengkonsumsi makan makanan organik, biasanya makan makanan organik masih cukup mahal dan hanya tersedia ditempat tertentu saja.
3.2 Saran
            Makan makanan organik biasanya masih cukup mahal dan hanya tersedia di tempat tertentu saja karena sebanding dengan biaya produksinya mahal dan perawatannya pun cukup sulit namun makanan organik itu lebih sehat. Mengingat bahwa kesehatan itu penting maka disarankan memakan makanan yang organik yang lebih sehat, namun pertanian organik belum sepenuhnya dilakukan karena biaya produksi cukup mahal dan memakan waktu yang lama.






7
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik


m

Tugas Softskill


Makalah1 ILMU ALAMIAH DASAR
KEJADIAN ALAM SERTA PENJELASAN SECARA ILMIAH
Dosen: Bapak Doddi Yuniardi



OLEH :
ELZA DIANTIKA
18511147
1PA05


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012




KATA PENGANTAR

          Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul Kejadian Alam serta Penjelasan Secara Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan karena mendapat bantuan, oleh sebab itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca.



Penyusun


i





DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Penjelasan mengenai hujan darah dan ilmu sementara yang menjelaskan....3
2.2 Penjelasan Ilmiah mengenai fenomena hujan darah.........................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................7
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9









ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
          Hujan merupakan peristiwa alam yang tidak asing lagi terjadi dan merupakan karunia dari sang Maha Pencipta karena hujan sebagai sumber kehidupan yang sangat bermanfaat bagi semua makhluk hidup di bumi, makhluk hidup membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang karena apabila tidak ada sumber air maka kehidupan tidak akan berlangsung. Mulai dari makhluk hidup tingkat bawah sampai tingkat atas memerlukan air untuk hidup karena apabila salah satunya terhambat maka akan mempengaruhi semua tingkatan makhluk hidup. Namun, seiring terjadinya global warming atau di sebut juga dengan pemanasan global maka cuaca di bumi mengalami perubahan bisa di katakan cuaca ekstrem. Indonesia hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau karena akibat pemanasan global turunnya hujan tidak menentu dan cuaca pun sering mengalami perubahan cepat.
Banyak efek yang di sebabkan dari pemanasan global salah satunya yang terjadi di India yaitu fenomena hujan darah. Hujan darah merupakan sebutan karena air hujan yang biasa kita kenal tidak berwarna namun yang terjadi di India air hujan berwarna merah menyerupai darah, hujan darah tersebut dapat di jelaskan secara ilmiah. Maka  penulis tertarik untuk menjelaskan fenomena hujan darah tersebut dengan penjelasan ilmiah.  








1

1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah yang penulis ambil dalam tulisan ini untuk lebih fokus terhadap apa yang akan dibahas adalah :
1. Apakah hujan darah itu dan ilmu sementara yang menjelaskan?
2. Apa penyebab terjadinya hujan darah serta penjelasan ilmiah?

1.3 Tujuan Penulisan
      Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai hujan darah dan ilmu sementara yang menjelasan?
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hujan darah serta penjelasan ilmiah?

1.4 Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan bagi yang membacanya.
2.Mengetahui penjelasan mengenai hujan darah dan ilmu sementara yang            menjelaskan.
3. Mengetahui penyebab terjadinya hujan darah serta penjelasan ilmiah.












2
BAB II
PEMBAHASAN

      Fenomena adalah hal yang luar biasa dalam kehidupan di dunia dan dapat terjadi dengan tidak terduga dan tampak mustahil dalam pandangan manusia.
2.1 Penjelasan mengenai fenomena hujan darah dan ilmu sementara yang menjelaskan
     
          Sudah hampir sepuluh tahun. Hujan berwarna merah adalah fenomena yang diamati secara sporadis dari tanggal 25 juli hingga 23 september 2001 di Negara Bagian Kerala, India. Hujan ini turun di daerah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung selama 20 menit. Penduduk setempat menemukan pakaian mereka yang dijemur menjadi merah seperti darah. Penduduk juga melaporkan adanya ledakan dan hujan rintik rintik sebelum ledakan tersebut. Ledakan yang diduga berasal dari sebuah meteor. Hujan kuning, hijau dan hitam juga dilaporkan sempat turun. Di saat hujan reda, dedaunan terlihat terbakar. Daun layu dan menghilangnya dan formasi sumur tiba-tiba juga melaporkan sekitar waktu yang sama di area yang biasanya jatuh di area kecil, tidak lebih dari beberapa kilometer persegi dalam ukuran, dan kadang-kadang begitu hujan lokal yang bisa jatuh normal saja beberapa meter dari hujan merah. Curah hujan Merah biasanya berlangsung kurang dari 20 mililiter minutes. Tiap-tiap air hujan yang terdapat sekitar 9 juta partikel merah, dan setiap liter air hujan mengandung sekitar 100 miligram makanan padat. Ekstrapolasi angka-angka dengan jumlah total hujan merah diperkirakan telah jatuh, diperkirakan 50.000 kilogram partikel merah yang telah jatuh di Kerala. Karena, hujan yang terjadi di daerah Kerala India berwarna merah menyerupai darah maka penduduk setempat menyebutkan fenomena hujan tersebut dengan sebutan hujan darah.



3
2.2 Penjelasan ilmiah mengenai fenomena hujan darah

Fotomikrograf yang menunjukkan lumut kerak Trentepohlia dengan haematokrom di dalamnya. Ini adalah sampel yang diambil dari distrik Kottayam pada tanggal 16 agustus 2001, 22 hari setelah hujan merah turun di sana. Tim peneliti menemukan kalau hampir semua pohon, batuan dan bahkan tiang listrik ditempeli dengan lumut kerak Trentepohlia (Sampath et al, 2001)
Dr. Godfrey Louis, Fisikawan dari Universitas Mahatma Ghandi, Kerala,  pada akhirnya tiba pada kesimpulan kalau penyebab hujan merah ini ekstrateresterial. Penjelasan yang aneh. Menurut beliau alasannya adalah partikel merah itu hampir tampak biologis dan mirip sel, walau tidak memiliki DNA.
Penjelasan yang lebih alami mungkin berasal dari perbandingan hujan sejenis. Di Hiroshima, pernah turun hujan hitam. Hujan berwarna hitam ini jelas berasal dari debu radioaktif akibat jatuhnya bom atom di sana. Mungkinkah penjelasan hujan merah bersifat kimia, bukannya biologis? Atau mungkin penjelasan fisika, seperti hujan yang membawa debu dari semenanjung Arabia.
Tapi berdasarkan klaim Godfrey Louis, hujan ini memiliki sampel yang jelas biologis. Ia mengajukan penjelasan yang berbasis pada teori Panspermia, yaitu kehidupan yang berasal dari komet atau mungkin asteroid. Asteroid pembawa agen biologis tersebut mengalami kontak di atmosfer bumi dan kebetulan jatuh di atas Kerala. Hal ini didukung oleh pengamatan adanya suara ledakan sebelum hujan tersebut turun.
Hasil penelitian Godfrey mengungkapkan kalau zat padat berwarna merah kecoklatan dari hujan merah ini terdiri dari 90 persen partikel merah bulat. Partikel dalam suspensi air hujan ini menyebabkan warna merah tersebut. Terdapat juga partikel putih dan kuning cerah, abu abu kebiruan dan hijau.  Partikel ini berdiameter antara 4 hingga 10 mikron dan berbentuk bola atau oval.
4
Citra mikroskop elektron mengungkapkan kalau partikel ini memiliki bagian
tengah yang cekung, mirip dengan sel darah merah. Pencitraan yang lebih detil menunjukkan struktur dalam yang cukup rumit.
Jadi memang hujan ini biologis, tapi kehidupan luar bumi bukanlah satu-satunya penjelasan. Departemen Sains dan Teknologi India pada bulan November 2001, bekerja sama dengan Pusat Studi Sains Kebumian dan Lembaga Penelitian dan Kebun Raya membuat penelitian gabungan dan kesimpulan mereka adalah:
Warna ini disebabkan adanya sejumlah besar spora ganggang pembentuk lumut kerak milik genus Trentepohlia. Pemeriksaan menunjukkan kalau di daerah kejadian memang banyak tumbuh lumut kerak demikian. Sampel lumut kerak yang diambil dari Changanacherry, saat dibiakkan dalam medium ganggang, juga menunjukkan keberadaan spesies ganggang yang sama. Kedua sampel (dari air hujan dan dari pohon) menghasilkan jenis ganggang yang sama, dan ini menunjukkan kalau spora yang terlihat dalam air hujan paling mungkin berasal dari daerah lokal.
Masih ada penjelasan lain. Ilmuan K.K. Sasidharan Pillai, dari Departemen Meteorologi India, mengajukan penjelasan kalau hujan tersebut membawa debu dan materi asam dari letusan gunung berapi Mayon di Philipina. Teorinya di dukung bukti adanya dedaunan yang terbakar setelah hujan turun.
Fotomikrograf dari sedimen sampel air hujan menunjukkan spora, protozoa dan debris lainnya (Sampath et al, 2001)
Tapi dukungan kemudian muncul pada pihak Godfrey. Patrick McCafferty melakukan pendekatan lain yaitu pendekatan historik. Ia menjelajah catatan sejarah mengenai adanya fenomena hujan berwarna dan turunnya meteor. Ia menemukan kalau enam puluh (36 persen) kejadian terkait dengan aktivitas meteor atau komet.
5
Namun hubungan ini tidak selalu signifikan. Kadang hujan merah turun setelah ledakan meteor di udara, kadang hujan turun hanya dalam tahun yang sama dengan munculnya komet.
Masih belum mau kalah, Godfrey bersama ahli astrobiologi, Santhosh  Kumar, melakukan penelitian lanjutan tahun 2008. Kesimpulan dalam papernya mengatakan : “Sel merah yang ditemukan dalam hujan merah di Kerala, India mungkin disebabkan bentuk kehidupan luar bumi. Sel ini mengalami replikasi cepat bahkan pada suhu sangat tinggi yaitu 300 derajat Celsius. Mereka juga dapat dibiakkan dalam beraneka substrat kimia yang tidak biasa. Walau begitu, komposisi molekul dari sel-sel ini masih belum dapat ditentukan.”
Kita masih menunggu penelitian lebih lanjut. Tapi fakta-fakta ilmiah yang ada sekarang tampaknya lebih kuat pada teori spora lumut kerak. Bisa juga yang benar adalah teori panspermia, letusan gunung berapi, teori debu gurun, atau yang lainnya. Sebelum ada kepastian, sejauh ini kita bisa melihat indahnya perdebatan teori dan fakta ilmiah dalam sains, dan betapa sedikitnya pengetahuan kita sekarang mengenai alam semesta.







6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan pembahasan dalam tulisan ini mengenai fenomena hujan darah di Kerala India, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai fenomena tersebut adalah hujan darah merupakan fenomena alam yang dapat di jelaskan melalui penelitian ilmiah namun sebelum melalui penelitian ilmiah penduduk Kerala India menyebutnya Hujan darah karena hujan yang biasa kita ketahui tidak berwarna yang terjadi di Kerala India hujan tersebut berwarna merah. Ketika penduduk setempat menemukan pakaian mereka yang terkena air hujan berwarna merah menyerupai darah maka mereka beranggapan bahwa hujan yang turun ketika itu adalah hujan darah. Para ahli di bidang sains tidak tinggal diam terhadap fenomena hujan darah tersebut, banyak para ahli meneliti unsur-unsur yang terdapat pada hujan yang berwarna merah. Departemen Sains dan Teknologi India pada bulan November 2001, bekerja sama dengan Pusat Studi Sains Kebumian dan Lembaga Penelitian dan Kebun Raya membuat penelitian gabungan dan kesimpulan mereka adalah Warna ini disebabkan adanya sejumlah besar spora ganggang pembentuk lumut kerak milik genus Trentepohlia. Pemeriksaan menunjukkan kalau di daerah kejadian memang banyak tumbuh lumut kerak demikian. Sampel lumut kerak yang diambil dari Changanacherry, saat dibiakkan dalam medium ganggang, juga menunjukkan keberadaan spesies ganggang yang sama. Kedua sampel (dari air hujan dan dari pohon) menghasilkan jenis ganggang yang sama, dan ini menunjukkan kalau spora yang terlihat dalam air hujan paling mungkin berasal dari daerah lokal.

7
3.2 Saran
          Hujan merupakan peristiwa alam yang biasa terjadi namun hujan yang berada di Kerala India merupakan hujan yang tidak biasa karena berwarna merah menyerupai darah dan penduduk setempat menyebutnya dengan sebutan hujan darah. Namun fenomena tersebut dapat di jelaskan secara ilmiah oleh para ahli di bidang sains, jadi sebelum mempercayai ilmu yang tidak ada penjelasan dalam hal ilmiah atau sains maka kita jangan mudah terpercaya dengan istilah-istilah yang dapat mempengaruhi pikiran kita, sebaiknya kita mempercayai penjelasan dari para ahli di bidang sains sebelum berpikiran yang aneh.  











8
DAFTAR PUSTAKA