Selasa, 19 Maret 2013

Softskill KesMen Tulisan2


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
3 MAHZAB PSIKOLOGI

1.  Aliran Psikoanalisa
Psikologi analisa dalam menggambarkan dinamika kepribadian sehat atau kepribadian yang tidak bertopeng. Selalu dikaitkan dengan tidak atau minimnya konflik antara tiga unsur utama jiwa yaitu id, ego, superego. Alam bawah sadar tempat tiga unsur jiwa itu berada, dapat saling bersinergi. Id sebagai energi psikis, dapat disalurkan oleh ego (pengatur) tanpa mendapat hambatan berari dari super ego (norma/kontrol sosial).
Seseorang yang punya kepribadian bebas dari topeng kepalsuan adalah mereka yang merdeka dari konflik ketiga unsur jiwa tersebut (id, ego, super ego), merdeka dari pengalaman traumatis pada masa kanak-kanak dan merdeka dari dorongan seksual agresif yang tidak tersalurkan secara tepat di alam sadarnya.
Memang “mahzab” yang di perkenalkan oleh Sigmund Freud ini lebih sedikit membahas ciri-ciri kepribadian sehat. Kepribadian tanpa topeng itu hanya terlihat jika ia tidak memiliki ciri-ciri atau karakteristik negatif hasil dari konflik alam bawah sadar, pengalaman traumatis masa kecil (kanak-kanak) dan dorongan seksual agresif yang bersifat destruktif.
2. Aliran Behavioristik
Mahzab ini dibangun oleh teori yang memandang perubahan tingkah laku atau kepribadian manusia adalah hasil dari pengalaman. Faktor reward (hadiah/respon positif) dan punishment (hukuman/respon negatif) merupakan pemicu lahirnya dinamika kepribadian seseorang. Apakah seseorang akan memakai topeng dalam kesehariannya atau tidak, di pengaruhi bagaimana respon dari lingkungannya. Mendukung atau tidak, ini bisa dilihat dari ciri-ciri kepribadian tanpa topeng (kepribadian sehat) ala behavioristik seperti di bawah ini.
·         Manusia adalah makhluk perespon, lingkungan mengontrol perilaku.
·         Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
·         Mementingkan faktor lingkungan.
·         Menekan pada faktor bagian.
·         Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu.
·         Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.
Dalam pandangan mahzab behavioristik, seseorang yang punya sifat atau karakter spontanitas, kegembiraan hidup dan penuh kreativitas adalah individu yang sehat. Lingkungan memang punya daya kontrol kuat pada dirinya. Tapi, ia dapat beradaptasi dan merespon kontrol dari lingkungan itu dengan respon positif tanpa konflik.
3. Aliran Humanistik
            Allport, Rogers, Maslow, Fromm adalah nama ilmuan yang mencetuskan teori-teori penyusun dari mahzab Humanistik. Mahzab ini tidak banyak bermain asumsi atau teori seperti dua mahzab sebelumnya (Psikoanalisa dan Behavioristik). Mahzab Humanistik menekankan pada kebebasan individu yang mengontrol diri sendiri dan kecenderungannya. Tidak terikat oleh pengaruh lingkungan atau konflik masa lalu. Kepribadian tanpa topeng tercipta katika ia merasa nyaman dengan dirinya sendiri.
Untuk detailnya, individu itu punya ciri : mampu menilai diri sendiri dan situasi secara realistis, mampu menilai prestasi yang diperoleh juga secara realistis, menerima dan mampu bertanggung jawab, punya jiwa mandari, dapat mengontrol emosi (tidak meledak-ledak/emosi labil), punya tujuan dalam setiap perbuatannya (tujuan hidup jelas dan terukur), bisa menghargai orang lain dan mempunyai sifat simpati dan empati yang kuat. Inilah ciri kepribadian versi aliran Humanistik.


Kriteria Kepribadian yang Matang Menurut Allport (Humanistik)

          Tujuh Kriteria kematangan ini merupakan pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
            Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri hanya berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri seperti pekerjaan. Orang harus menjadi menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Allport menamai hal ini “partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia”. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas.
            Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku pada pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga, dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang dipenuhi arti ini dan aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
            Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Apa yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang biak. Syarat lain bagi kapasitas untuk keintiman ialah suatu perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik.
            Perasaan terharu, tipe kehangatan yang kedua adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Sebagai hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang sabar terhadap tingkah laku orang-orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan yang sama.
3. Keamanan Emosional
            Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas-kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan tersebut. Orang yang sehat mampu hidup dengan segi-segi lain dalam kodrat manusia, dengan sedikit konflik dalam diri mereka atau dengan masyarakat. Mereka berusaha bekerja sebaik mungkin dan dalam proses mereka berusaha memperbaiki diri mereka.
            Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia, mereka bukan tawanan dari emosi mereka dan mereka juga berusaha tidak bersembunyi dari emosi-emosi itu. Kepribadian yang sehat mengontrol emosi mereka sehingga emosi tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antarpribadi. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap kekecewaan”. Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan dari kemauan dan keinginan. Orang-orang yang sehat sabar menghadapi kemunduran, mereka tidak menyerah diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang bebeda, yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan subtitusi. Orang yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan tidak dapat begitu menerima diri atau tidak dapat begitu banyak mengontrol emosi mereka, jika mereka merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan.
4. Persepsi Realistis
            Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau situasi-situasi semuanya jahat atau semuanya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas. Mereka menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan-Keterampilan dan Tugas
            Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan dan bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Tetapi tidaklah cukup hanya memiliki keterampilan yang relevan, kita harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman diri
            Usaha untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.

Sumber: Schultz, Duane. 1991. Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar