Senin, 25 Maret 2013

Softskill KesMen Tulisan3


Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan

            Alexander Schneiders, seorang pengarang yang ternama, menulis: “Kepribadian adalah kunci untuk menyesuaikan diri dan kesehatan mental. Kepribadian sehat, yang berkembang dan terintegrasi dengan baik merupakan jaminan untuk penyesuaian diri yang efektif” (Schneiders, 1965:60).
            Penyesuaian diri dan kesehatan mental selalu dipengaruhi oleh macamnya kepribadian yang dimiliki individu. Jadi, cara individu mengenai masalah-masalahnya ditentukan oleh kepribadiannya. Ia dianggap dapat menyesuaikan diri jika dapat memecahkan masalah-masalahnya secara normal, dan sebaliknya dianggap tidak dapat menyesuaikan diri jika ia bereaksi terhadap tekanan-tekanan dari kehidupan sehari-hari dengan suatu simton khusus.
            Hal yang diperhatikan secara khusus oleh para psikolog dalam penyesuaian diri adalah sejarah kehidupan individu dalam hubungan antarpribadi dimana mungkin terdapat penyebab-penyebab bagi bermacam-macam gangguan kepribadian. Faktor-faktor penyebab psikologis itu tidak hanya mencerminkan suatu dasar kepribadian, tetapi juga mempengaruhi respon individu terhadap faktor-faktor fisik dan budaya. Misalnya, perubahan kepribadian sesudah luka kepala mungkin sangat dipengaruhi oleh kepribadian sebelum terjadi luka karena telah diketahui bahwa luas dan lokasi kerusakan jaringan otak yang sama pada beberapa orang belum tentu mengakibatkan simton-simton psikologis yang sama. Faktor-faktor penyebab psikologis biasanya banyak dan beroperasi secara kompleks dan tumpang tindih. Jarng sekali tingkah laku abnormal atau tingkah laku yang tidak dapat menyesuaikan diri dapat ditelusuri sampai pada satu faktor penyebab psikologis saja.
            Segi sejarah kehidupan yang sangat penting adalah pola hubungan antar pribadi individu dan pendekatan yang sangat mudah terhadap sejarah hubungan antar pribadi itu adalah pendekatan kronologis yang membagi rentang kehidupan ke dalam tujuh masa (periode) yakni masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa remaja, masa awal dewasa, masa usia setengah tua, dan masa usia lanjut. Pembagian yang berdasarkan pendekatan kronologis ini tidak bermaksud untuk memecahkan kontinuitas sejarah hubungan antarpribadi karena perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu masa tertentu selalu terjalin dengan seluruh sejarah hubungan antarpribadi. Sudah tentu, usia kronologis adalah petunjuk yang tidak memadai bagi pematangan individu.
            Perkembangan kepribadian mulai sejak lahir dan berjalan sedikit demi sedikit sampai mati. Bayi hanya memiliki organ-organ kepribadian yang sangat sederhana. Dia belum sepenuhnya diperlengkapi untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ada potensi-potensi untuk tumbuh, namun potensi-potensi itu harus dikembangkan supaya ciri-ciri khas dari ptensi tersebut tampak. Proses ini dikenal sebagai pematangan. Setiap ciri khas kepribadian tidak hanya dipengaruhi oleh hereditas, melainkan juga oleh kondisi-kondisi lingkungannya.
            Ada kualitas-kualitas yang dapat diketahui sejak awal kehidupan dan cenderung bertahan terus sehingga para pengamat dapat membuat ramalan-ramalan tentang sifat orang kemudian. Tetapi harus dipahami juga bahwa kepribadian tidak diterapkan sekali untuk seterusnya selama tahun-tahun pertama kehidupan. Keadaan-keadaan kemudian seperti keadaan kesehatan yang buruk, perubahan-perubahan yang jelas dalam kondisi-kondisi di rumah atau pengalaman traumatis sangat mempengaruhi kepribadian.

(Sumber: Semiun, Yustinus.2006.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta: Kanisius)

Pertumbuhan Personal

Pertumbuhan kepribadian ditingkatkan oleh banyaknya minat  terhadap pekerjaan dan kegemaran. Sulit menyesuaikan diri dengan baik terhadap tuntutan-tuntutan pekerjaan yang tidak menarik dan membosankan, dan segera pekerjaan itu menjadi hal yang tidak menyenangkan. Tetapi, kita memiliki cara tertentu untuk mengubah dan mengganti pekerjaan yang merangsang minat kita sehingga kita dapat memperoleh kepuasan terus-menerus dalam pekerjaan.

(Sumber: Semiun, Yustinus.2006.Kesehatan Mental 1.Yogyakarta: Kanisius)

 Aspek-Aspek Pertumbuhan Personal menurut Carl Rogers
1.   Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan
2.    Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa terkecuali, dan
3.    Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain

(Sumber: Schultz, Duane. 1991. Psikologi pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar