Coping Stress
Pengertian
dan Jenis-jenis coping
Sesuai
dengan definisi stress yang disebutkan diatas, suatu definisi yang terkenal
dari Lazarus & Folkman, 1984; Sarafino, 1990; Taylor, 1991) menggambarkan
coping sebagai:
“Suatu
proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun tuntutan
yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang mereka gunakan
dalam menghadapi situasi stressful”
Fungsi dan
Jenis Coping
Secara umum coping itu sendiri mempunyai
2 macam fungsi (Cohen & Lazarus, 1983; Lazarus & Folkman, 1984; Rutter,
1983; Eiser, 1990; Srafino, 1990; Taylor, 1991) yaitu:
Emotional
focused coping. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.
Pengaturan ini melalui perilaku individu, seperti penggunaan alkohol, bagaimana
meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi koqnitif. Bila
individu tidak mampu mengubah kondisi yang ‘stressful’, individu akan cenderung
untuk mengatur emosinya.
Problem-focused
coping. Untuk mengurangi stressor, individu akan mengatasi dengan
mempelajari cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan
strategi ini, bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi. Metode atau
fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh para dewasa.
Perbedaan antara strategi problem-focused dengan emotional-focused coping seperti yang
dikemukan oleh Lazarus Folkman, menjadi
konseptualisasi yang paling berpengaruh dan bermacam-macam versi “Way of Coping
Checklist” mereka telah digunakan dalam banyak penelitian (Coyne & Downey,
1991).
(Sumber: Smet, Bart. 1994. Psikologi kesehatan. Jakarta: Gramedia)
Jenis-jenis
koping yang konstruktif dan positif (sehat)
Berdasarkan
jenis koping menurut Lazarus dan Folkman, saya menyimpulkan bahwa :
Koping
konstruktif meliputi :
ü Escape
Konstruktif karena
korban stres berusaha menghilangkan stresnya dengan beralih pada hal negatif
seperti minuman keras, rokok, narkoba, dll.
ü Acceptance.
Suatu kondisi dimana
si korban menerima saja keadaan stresnya itu dan tidak melakukan upaya sama
sekali untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gejala stresnya tersebut.
Bila dibiarkan akan mengganggu kesehatan fisiknya secara tidak langsung.
ü Denial (avoidance)
Dimana si korban
mengikari masalah yang ada pada dirinya. Hal ini pun tidak baik karena dia
hanya memendam masalah yang dimilikinya sehingga sewaktu – waktu stresnya
tersebut bisa muncul lagi. Strategi ini bersifat sementara tidak permanen.
ü Avoidant
coping
Menurut saya
strategi ini juga negatif, karena si korban berusaha menarik dirinya dari
kondisi yang membuatnya stres. Seharusnya si korban membuat suatu penyelesaian
masalah bukan menarik dirinya, bila pada suatu saat dia harus berhadapan lagi
dengan kondisi yang ia hindari maka stres akan menerpa dirinya lagi.
Sementara koping yang positif adalah :
ü problem-solving focused coping
ü Distancing
ü Planful Problem Solving,
ü Positive Reapraisal
ü Self Control
ü Emotion-Focused Coping
ü Self Control
ü Seeking Social Support (For Emotional
Reason)
ü Positive Reinterpretation
ü Active coping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar